Minggu, 08 Oktober 2017

Kiprah Membanggakan TNI di PBB. Ini Faktanya

Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-72 pada Kamis, 5 Oktober 2017 lalu, berikut ini fakta-fakta membanggakan TNI dalam kiprahnya menjalankan tugas sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  :
1. Medali kehormatan di Darfur Sudan
penyematan Medali Kehormatan kepada Prajurit TNI oleh Force Commander Unamid Letnan Jenderal Frank Mushyo Kamanzi, Rabu (25/1/2017) (Doc. PUSPEN TNI)
Penyematan Medali Kehormatan kepada Prajurit TNI oleh Force Commander Unamid Letnan Jenderal Frank Mushyo Kamanzi, Rabu (25/1/2017) (Doc. PUSPEN TNI)
TNI menerima Medali Kehormatan dari PBB atas dedikasinya melaksanakan tugas perdamaian di Darfur, Sudan selama satu tahun. Medali Kehormatan diberikan kepada Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-B/Unamid (United Nations Mission In Darfur) dibawah pimpinan Letkol Inf. Singgih Pambudi Arinto, S.IP. sebagai Komandan Satgas Indobatt-02 pada Selasa, 24 Januari 2017 di Darfur Sudan. Penganugerahan Medali Kehormatan dilakukan langsung oleh Force Commander Unamid Letnan Jenderal Frank Mushyo Kamanzi pada acara Medal Parade di Lapangan Garuda Camp Darfur Sudan. Medali Kehormatan dari PBB diberikan kepada seluruh peacekeeper karena dinilai sukses melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab serta memberikan kontribusi positif kepada masyarakat lokal melalui kegiatan pembinaan teritorial.
2. Pengirim pasukan perdamaian terbesar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (17/7/2017).(KOMPAS.com/IHSANUDDIN)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (17/7/2017).(KOMPAS.com/IHSANUDDIN)
Tahun 2017 pemerintah RI kembali akan mengirim 1.040 pasukan yang terdiri dari 1 Batalyon Komposit TNI yang jumlahnya 800 personel, 1 form police unit Polri, 140 personel dan 100 indivual police officer. Dengan demikian seluruh jumlah pasukan menjadi 3.759, setelah sebelumnya 2.719 telah dikirim di negara-negara konflik. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai pengirim pasukan terbesar untuk misi perdamaian PBB. Hal ini dikatakan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, saat mengikuti rapat di Kantor Wakil Presiden, Jakarta pada 17 Juli 2017.
Pengiriman pasukan perdamaian ini merupakan upaya Indonesia untuk mewujudkan visi mengirim 4.000 pasukan perdamaian yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019. Adapun misi perdamaian yang telah dan sedang dilakukan oleh pasukan TNI yaitu misi UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur, Sudan), MINUSCA (Repubik Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), MINUSTAH (Haiti), UNMIL (Liberia), UNMISS (Sudan Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).
3. Pasukan penjaga perdamaian paling hebat di dunia.
Pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda dikenal sangat hebat dalam menjaga perdamaian di negara-negara konflik. Kehebatan Kontingen Garuda terletak pada kemampuannya menjaga penduduk lokal dengan sikapnya yang akrab dan meninggalkan kenangan tak terlupakan. Bahkan Komandan Pasukan Perdamaian PBB Minusca (Multi Dimensional Integrated Stabilization Mission in The Central African Republic) memuji kinerja Pasukan Garuda Indonesia dalam menjaga perdamaian di kawasan Bangui dan Bouar di Afrika Tengah. Pujian tersebut disampaikannya melalui Commendation Card tertanggal Kamis 28 April 2016. Kontingen Garuda dinilai menunjukkan kinerja terbaik menjaga perdamaian di kedua wilayah tersebut yang dikenal wilayah tersulit dan rawan. (https://news.okezone.com/read/2016/05/07/18/1382150/pbb-sebut-kinerja-pasukan-garuda-terbaik-di-afrika-tengah).
4. Satu-satunya TNI yang menjadi panglima dalam pasukan PBB (UNEF)
Rais Abin. foto : jawapos.
Rais Abin. foto : jawapos.
Adalah Purnawirawan Mayor Jenderal Rais Abin merupakan satu-satunya anggota TNI (bahkan satu-satunya orang Asia) yang menjadi panglima dalam pasukan PBB, United Nations Emergency Force/UNEF yang ditugaskan di Sinai, Mesir pada 1974-1978. Rais Abin yang saat itu berpangkat Mayor Jenderal, menjadi kebanggaan Indonesia karena di bawah komandonya, pasukan UNEF II yang berjumlah 4.031 personil berhasil memuluskan perundingan perdamaian antara Mesir dan Israel yang saat itu sedang berperang. Hingga akhirnya, melalui perundingan tersebut tercipta perdamaian antara Mesir dan Israel tahun 1979. Sampai saat ini wajah Rais Abin masih terpampang di Kantor Pusat PBB. (utr).